Hu-Sains_ Alkisah pada zaman dahulu kala hiduplah seorang alim bernama Abu Nawas yang hidup pada masa khalifah Harun Ar Rasyid. Abu Nawas adalah sosok orang yang cerdas. Saking cerdasnya, terkadang pemikiran dan tingkah lakunya tak pelak mengundang gelak tawa orang-orang di sekitarnya.
Pada suatu hari Abu Nawas sedang bersantai di rumahnya bersama istrinya. Kemudian dengan langkah yang mantap mendekati sang istri sembari memberi wasiat kepada istrinya.
"Istriku saya akan berwasiat kepadamu" tutur Abu Nawas.
"Iya Suamiku. Tapi mengapa kok tiba-tiba mau berwasiat suamiku?" tanya sang istri penasaran.
"Tidak apa-apa istriku, kita kan tidak tahu kapan kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, jadi mumpung saya masih hidup saya akan berwasiat kepadamu" jawab sang suami memberi pengertian.
"Oh... iya kanda, saya siap mendengarkan dan melaksanakan wasiatmu suamiku" timpal sang istri mantap.
"Sebentar istriku saya ambil sesuatu"
Kemudian Abu Nawas pergi ke kamarnya untuk mengambil sebuah bungkusan yang berisi kain kafan. Setelah itu ia bergegas menemui sang istrinya untuk menyatakan wasiat yang ia maksudkan.
"Istriku saya akan berwasiat kepadamu, kelak jika aku meninggal dunia kafanilah aku dengan kain kafan yang sudah saya persiapkan ini" tutur Abu Nawas sambil memberikan sebuah bungkusan yang berisi kain kafan.
"Iya kanda, wasiat kanda akan saya laksanakan" jawab taat sang istri.
Namun sang istri bingung, kain kafan yang diberikan kepadanya tidaklah seperti kain kafan pada umumnya. Kain kafan tersebut sudah lusuh dan terlihat sudah lama serta terdapat lubang dimana-mana. Karena sang istri adalah orang yang sangat taat kepada suaminya, ia tetap husnudzon kepada suaminya, mungkin ada maksud dibalik tindakan suaminya itu.
Singkat cerita, tidak terasa tibalah pada hari duka. Abu Nawas dipanggil oleh Allah SWT. Sesuai wasiat yang diberikan Abu Nawas, sang istri mengambil kain kafan yang telah diwasiatkan kepadanya.
Kemudian setelah Abu Nawas dimandikan, beliau dikafani dengan kain kafan yang sudah lusuh, terlihat sudah lama, dan terdapat sobek serta lubang disana-sini. Selesai dikafani dan serangakaian kewajiban-kewajiban lain. Kemudian ia dimakamkan.
Sesuai yang telah direncanakan Abu Nawas dalam rahasia wasiatnya. Beliau pun didatangi dua Malaikat penanya di alam kubur. Disini terjadi perdebatan hebat antara malaikat dengan Abu Nawas.
"Man Rabbuka? (siapa Tuhanmu)" tanya tegas sang malaikat.
"Sebentar kat... malaikat, apa kamu ga lihat saya ini mayat sudah lama kok kamu main tanya-tanya aja" elak Abu Nawas.
"Lha kok bisa, kamu mayat sudah lama? kamu kan barusan saja meninggal?!" sanggah malaikat.
"Lho...lho... lho... apa kamu tidak lihat kain kafan yang saya pakai ini?! lihat tho, ini sudah sobek-sobek dan warnanya juga sudah lusuh, berarti saya ini mayat yang sudah lama" kelit Abu Nawas sambil menunjukkan kain kafannya yang sudah sobek-sobek tersebut.
"#@$%^&&zz*&^#@........." Sang Malaikat bingung dengan jawaban Abu Nawas.
Malaikat bingung dibuatnya oleh tingkah Abu Nawas. Ia memang mengenakan kain kafan yang sudah lusuh, sudah lama, dan terlibat sudah sobek-sobek. Kemudian malaikat pun menghadap kepada Allah SWT untuk meminta petunjuk-Nya. Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat agar Abu Nawas beristirahat kembali, karena beliau adalah hamba-Nya yang alim dan sholih.
Malaikat pun kembali kepada Abu Nawas.
"Mohon maaf tuan Abu Nawas, saya persilahkan tuan untuk beristirahat kembali. Mungkin saya salah orang" tutur sang Malaikat.
"Terima Kasih kat... malaikat" jawab Abu Nawas sembari tersenyum.
Abu Nawas pun beristirahat di Alam kubur tanpa ditanyai pertanyaan oleh malaikat tersebut.
Sosok Abu Nawas merupakan tokoh Alim dan Sholih yang mempunyai tingkah yang jenaka. Syair karya beliau yang terkenal adalah Al - I'tiraf (Ilahi lastu lil firdausi ahla...)
Demikian kisah Abu Nawas, semoga bermanfaat.
0 Comments