Generasi Santri Yang Kebablasan

KangHusain- Dewasa ini zaman semakin cepat berubah. Perubahan tersebut masuk disemua lini dan sendi kehidupan. Pengaruh terbesar akan perubahan tersebut adalah semakin cepatnya arus informasi yang diterima oleh masyarakat. Media informasi saat ini yang menjadi 'Primadona' semua kalangan adalah Gadget. Sebut saja ponsel pintar atau smartphone.

Dengan berbagai kecanggihan yang ada didalam perangkat tersebut seolah semua kalangan tersihir oleh 'kedigdayaan' perangkat pintar tersebut. Sekarang ini, siapa yang tidak kenal dengan yang namanya smartphone. Bahkan anak-anak TK pun sudah mulai 'kecanduan' dengan perangkat yang satu ini. Ada satu aplikasi yang menjadi maha artisnya semua aplikasi, yakni youtubeSungguh sangat memprihatinkan melihat kondisi yang demikian ini.

Disini kami tidak akan membahas tentang efek negatif tersebut. Namun, disini kami akan membahas tentang santri yang terkena pengaruh dari tontonan yang kurang bermanfaat, saya ambil contoh disini adalah santri yang suka nonton konser dangdut.

Kisah keprihatinan ini terjadi di sebuah desa di negeri Antah berantah. Ada sekumpulan remaja yang rajin bersholawatan, bahkan rutin menggelar jamiyah maulid selapanan. Namun disatu sisi mereka juga suka melantunkan lagu-lagu dangdut yang sekarang baru hits.
Rasanya kurang afdhol, jika di HP mereka tidak diisi lagu-lagu dangdut macam birunya cinta, sayang, bojo galak, ditinggal rabi, wa akhowatuha. Namun mereka juga menyimpan lagu-lagu sholawat yang juga baru ngehits, seperti; Deen Assalam, Ya Habibal Qolbi, wa akhowatuha.

Perlu diketahui juga bahwa mudahnya akses informasi via HP termasuk sumbangsih yang sangat besar yang membentuk karakter seorang anak. Apalagi sekarang kuota internet  berlomba-lomba menawarkan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan. Jadi, kuota internet sekarang sudah menjadi kebutuhan primer.

Dengan kondisi yang sangat nyaman dalam berselancar di dunia maya ini, seolah-olah membentuk kepribadian santri yang cenderung kebablasan. Disatu sisi seorang santri akan mengikuti sebuah pengajian yang didalamnya berisi tausiah-tausiah yang bermanfaat. Disisi lain akses konten video dangdutan yang kurang mendidik juga membentuk kecintaan tersendiri terhadap musik asli Indonesia ini.

Dari berbekal kecintaan dari tayangan via video online tersebut justru, muncul rasa ingin menonton secara langsung. Maka tak ayal mereka akan mencari informasi tentang jadwal konser dangdut di daerah sekitar mereka.

Ibarat pepatah jawa "Witing tresno jalaran soko kulino" (Awalnya cinta adalah karena terbiasa). Rasa penasaran para artis-artis dangdut tersebut, mereka rela menodai kesantrian mereka dengan berani masuk kearena konser dangdut. Astaghfirullahal Adzim...

Saya juga tidak tahu persis apa yang mereka cari dari menonton konser dangdut tersebut. Apakah itu sebuah prestige? Yen ora dangdut ora macem. Atau cuma hanya ikut-ikutan saja. Terlepas dari segala motivasi mereka untuk menonton konser dangdut, perlu diketahui bahwa menonton konser dangdut bukanlah pribadi seorang santri yang diajarkan oleh para kyai-kyai kita di madrasah, apalagi sunnah rasul, jauh gaes...

Hadir di Majelis - Majelis Dzikir
Melihat fenomena santri zaman now yang sudah melenceng dari relnya, maka kita perlu meluruskannya. Bahwa tidak sepatutnya seorang santri hadir diacara konser dangdut. Dimana dalam Mejelis dangdutan tersebut sudah banyak terjadi hal-hal yang cenderung negatif, seperti; mabuk-mabukan, tawuran, pelecehan, dan lain sebagainya.

Maka dalam rangka "ta'awanu alal birri wa taqwa", mari perbaiki diri masing-masing dari hal-hal yang destruktif. Kita isi dengan hal-hal lebih bermanfaat dan maslahat.

salah satunya dengan menghadiri majelis - majelis dzikir, seperti; Syekhermania, Ahbabul Musthofa, Kanzus Sholawat, dan lain sebagainya.

Datang pada majelis-majelis tersebut selain mendatangkan pahala juga mendatangkan barokah. Juga membentuk kepribadian yang mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh para ulama dan kyai kita.

Semoga seorang santri dapat menjaga martabatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga seorang santri dapat dibanggakan karena kemuliaan akhlaknya. Bukan generasi santri yang kebablasan yang hanya mengikuti tren dan menuruti prestige (gengsi).

Demikian, semoga bermanfaat Wal afwu minkum.

Wallahu A'lam Bisshowab


Post a Comment

0 Comments